Jumat, 21 Maret 2014

Hutan Mangrove di Muara Sungai Comal

Sekitar 17 tahun lalu, muara Sungai Comal di kawasan pesisir pantai Pemalang, Jawa Tengah, begitu gersang. Bekas tambak-tambak udang windu dibiarkan terbengkalai. Kini, di salah satu sisi muara Sungai Comal berjejer tambak-tambak bandeng, udang, juga kepiting soka.

Tambak-tambak itu berdiri kokoh, aman dari terjangan gelombang laut, karena persis di ujungsungai yang terhubung dengan laut terdapat hamparan hutan mangrove yang melindungi pesisir pantai, perekonomian warga setempat pun bangkit seiring dengan hadirnya kembali tambak-tambak di sekitar muara Comal. Tempat pelelangan ikan di Desa Mojo juga tak pernah sepi lagi.

Berawal dari langkah sederhana petani tambak di Desa Mojo, Kecamatan Ulujami, Kabupaten Pemalang, Jawa Tengah, belasan tahun lalu. Tahun 1997, Tolani (38) menanam bakau di sekeliling bekas tambak keluarganya di dekat Sungai Comal. Krisis ekonomi yang mendera petani tambak akibat budidaya udang windu hancur.

"Tahun 1996, tambak ditinggalkan karena budidaya udang windu tak bisa lagi di andalkan. Saat itu saya tanam bakau di tambak kami. Niat saya, adanya tanambakau setidaknya menjadi tanda bahwa dulu disitu ada tambak keluarga kami," ujar Tolani.

Tambak kelurga Tolani berada 200-300 meter dari bibir pantai Pemalang, tak jauh dari muara sungai Comal. "Awalnya, saya tanam sendiri bakau itu. Saya hanya mampu menanam tambak kami sekitar 2 hektar."

Tolani tak sia-sia. Bakau tak hanya melindungi tambaknya, tetapi juga menghidupkan ekosistem di lingkungan sekitar. Sedikit demi sedikit udang munculdi tambak.

Belakangan, sejumlah warga mengikuti jejak Tolani menanam bakau setelah melihat tambaknya berdiri kokoh. Areal hutan mangrove pun bertambah luas seiring dengan penanaman bakau yg dilakukan Tolani dan petani tambak setempat.

Tahun 1999, dia diajak bergabung dengan Organization for Industrial Spiritual and Cultural Advacement (OISCA), organisasi internasional nirlaba yang berpusat di Jepang dengan banyak cabang di sejulah negara.

Bersama Kelompok Tani Pelita Bahari, Tolani menggerakan menggerakan warga Desa Mojo men menanam bakau di muara sungai Comal, terutama di daerah tanah timbul akibat sedimentasi. Dalam setahun, dengan dukungan dana OISCA, dia dan kawan-kawan bisa menanam 5 hektar hingga 20 hektar.

Kini, setelah 13 tahun menanam bakau, salah satu sisi muara Comal menjadi hijau. Tambak- tambak aman dari terjangan gelombang laut. Mulai tahun 2003, Tolani menjadi kordinator program OISCA untuk kabupaten Palembang.

Desa mojo juga mendapat perhatian Kementrian Pemuda dan Olahraga. Tahun 2008, Tolani mendapat penghargaan sebagai Pemuda Pelopor Bidang Bahari.

Kerja keras Tolani dan kelompoknya kini dinikmati banyak prang. di muara sungai Comal berdiri hutan mangrove seluas sekitar 40 hektar. Berbagai tanaman tumbuh di hutan ini, di antaranya bakau (Rhizophora mucronata), api-api (Avicennia), Nipah (Nypa Fruticans, dan pedada (Soneratia Caseolaris). Hutan Mangrove juga mendatangkan bergbagai jenis burung disini.

Hutan mangrove pun mendorong pemerintah kabupaten Malang menjadikannya Destinasi Pariwisata. Sejak tahun 2010, ada alokasi anggaran pembangunan trek sepanjang 170 meter. Pada tahun 2011, dibangun lagi trek sepanjang 80 meter dan di tahun 2012 sepanjang 80 meter lagi.

"Kami mendapatkan manfaat ekologis. Kepiting dari alam yang  kurus lalu kami gemukkan dengan menggunakan keramba dan bisa kami jual,". ujarnya.

Sekitar tahun 2006, Tolani dan kawan-kawan muli membudi dayakan kepiting dengan tulang lunak. Kepiting yang populer dengan nama Kepiting Soka ini pun diminati masyarakat.

Tahun 2008 sampai 2011, kepiting Soka asal Mojo pun di ekspor. lalu mereka menjual pula ke pasar lokal.

Tolani senang karena apa yang dirintisnya dulu bisa dinikmati banyak warga. Kini Desa Mojo hidup dari perikanan air payau, terutama tambak bandeng.

Tahun 2013, produksi tambak mencapai 1.000 ton. Tolano berharap hutan mangrove tak hanya menjadi aset desa setempat, tetapi juga aset kabupaten, bahkan provinsi. setidaknya untuk promosi destinasi wisata hutan mangrove Pemalang.

0 komentar:

Posting Komentar