Sabtu, 06 Juni 2015

YAYASAN NURANI INSANI

 Yayasan Nurani Insani ini menyediakan sekolah nonformal untuk anak jalanan.  buku tulis, buku pelajaran dan tenaga pengajar diberikan secara gratis, hanya seragam saja yang diwajibkan untuk dibeli sendiri untuk menunjukan niat mereka bersekolah, sama seperti anak yang lain.

Super Sulit mengajarkan anak-anak ini, karakter mereka semua seperti minyak dan air biarpun duduk sebangku mereka berbeda 360%. benar-benar diluar kepala saya bahwa jadinya akan seperti hari ini.
ada yang super tertib (cuma satu anak) ada yang bawel luar biasa tapi giliran disuruh jawab gamau "ahhh gampang" "gamau kak, jangan saya, yang lain aja" "saya gabisa kak saya gabisaaaaaa" "my name iss my name isss..." kalo di film spongebob latar belakang suasana tempat saya udah berubah jadi warna warni terus muter-muter gakaruan.

saya dan 3 teman saya yang lain (angga, arin, pipit) mengajar bahasa inggris.
jadi begini.... saya sama teman-teman coba mulai dari hal yang paling sederhana untuk anak kelas 2 SMP yaitu Self Introduction. dan jeng jengg aja mereka gabisa dan super malu karna takut salah dan emang gayakin kalo mereka bisaaa.
akhirnya cuma ngajarin perkenalan sama to be dll gitu deh.
kami pun mengorganisir materi pelajaran agar bisa tetap mereka terima dengan baik walaupun tingkatan yang mereka terima seharusnya lebih dari ini. kami berpendapat untuk apa mereka di jajakan berbagai materi yang mutakhir jika mereka tidak bisa menangkap dan menerapkan materi yang kita berikan.

kita deketin setiap anak satu-satu cuma untuk minta tolong kemereka buat mencatat yang sudah ada di papan tulis dengan segala usaha dan jurus silat lidah akhirnya mereka mau mencatat yang udah susah-susah di tulis oleh Angga dan Arin. saat mengerjakan soal kita deketin lagi satu-satu memastikan mereka benar benar mengerti dan bukan nyontek.

Di Moment ini saya sadar bahwa di jaman yang sudah dimudahkan dengan banyak program yang memberikan pendidikan gratis pun tidak menjamin semua anak bisa bersekolah dan mendapatkan ilmu dengan standar yang layak untuk tahap perkembangan mereka. di Jakarta aja masih banyak yang ngga sekolah gimana di pelosokan? gimana yang rumahnya di hutan? gimana yang sekolahnya cuma ada hitungan jari dalam satu daerah??..

mereka adalah anak-anak jalanan yang sehari-harinya mengamen, bantu orang parkir dan jadi polisi gopean cilik, ada juga yang kerjaannya menghabiskan waktu untuk bermain game di warnet dan jelas sekali mereka tidak terkontrol dengan baik oleh orang tua mereka.

saya sangat bersyukur dan senang masih ada yayasan seperti Nurani Insani yang perduli sama anak-anak ini. mereka bukan gamau sekolah, mereka bukan malas, ada keadaan yang gabisa mereka tolak yaitu membantu orang tua mencari nafkah setidaknya cukup buat jajan mereka sendiri supaya gak minta ibu atau bapak.

Yayasan ini juga bukan cuma buat sekolah nonformal aja, tapi juga suka membuat program-program untuk warga sekitar seperti; pengajian setiap hari sabtu untuk para pelacur, les make up cuma cuma dan yang baru aja diadain yaitu Nikah Masal.

Kenapa Nikah Masal? jadiii ada beberapa anak murid di yayasan Nurani Insani yang memiliki kesulitan dalam akta kelahirannya, mereka gak punya akta kelahiran karena orang tua mereka ngga menikah sah secara hukum atau negara bahkan mungkin ada juga yang secara agama belum sah. untuk mempermudah si anak, yayasan ini mau membantu si anak untuk mendapatkan akta kelahirannya dengan cara menikahkan para orang tua yang belum sah secara hukum. ada sekitar 30 peserta nikah masal gak semua orang tua murid yayasan tapi juga ada dari masyarakat sekitar atau orang yang sengaja mendaftar.

0 komentar:

Posting Komentar