Sabtu, 01 Maret 2014

Tjahjono Rahardjo

Kecintaan Tjahjono Raharjo terhadap perkeretaapian, terutama pada bagian kesejarahannya, berawal di emplasment tempat kereta api berjenti disetasiun Lempuyangan, Yogyakarta.Semasa kanak-kanak, hampir setiap sore ia bersepeda dengan ayahnya melihat-lihat kereta api di stasiun pertama di Yogyakarta. sejak tahun 2009, dia berupaya menelusuri sejarah mula kereta api di indonesia.

Sosok Tjahjono Raharjo sangat menginspirasi saya. Ia lahir tanggal 21 Mei 1952, Yogyakarta. Ia memiliki dua anak perempuan. pendidikan terakhirnya Studi Manajemen Perkotaan di Erasmus Universiteit, Rotterdam, Belanda, 1993-1994.

Ia tergabung dalam komunitas IRPS (Indonesian Railway Preservation Society) di Semarang Jawa Tengah. Sejak tahun 1996 dia mengajar di Universitas Katolik (Unika) Soegijapranata, Semarang. pada 2002 hingga sekarang Ia mengajar di Program Magister Lingkungan dan Perkotaan Unika Soegijapranata, Semarang.

Banyak aktivitas yang Ia tekuni berhubungan dengan sejarah, antara lain menjadi anggota Badan Pengelola Kawasan Kota Lama Semarang periode 2013-2017. Ia juga menjadi anggota Tim Ahli Cagar Budaya Kota Semarang Periode 2013-2014 dan Ia pun tergabung dalam Yayasan Budaya Widya Mitra Semarang sejak 2006. Walaupun Ia sempat berkuliah di luar negri tapi ia tidak lupa dengan kampung halaman dan menyalurkan ketertarikannya pada sejarah di Indonesia.

Ia juga mengajarkan saya hal yang penting tetang sejarah, Ia adalah penggemar sejarah yang bisa dijadikan teladan karna ia tidak begitu saja percaya dengan sejarah yang telah di kemukaan terlebih dahulu sekalipun, Ia lalu meneliti dan menelusuri sejarah tersebut dari berbagaimacam aspek.

Museum TMII menyebutkan bahwa Stasiun Kereta Api pertama adalah Stasiun Kemijen, Semarang. bangunan "Stasiun Kemijen tampak seperti halte atau perhentian kereta api dilengkapi rumah sinyal di lantai dua, kami juga meragukannya." jelas Pak Tjahjono. diskusi mengenai letak stasiun kereta api pertaman di Indonesia terus berlangsung. Sejak tahun 2008, Tjahjono bersama IRPS lainnya ambil tindakan atas keraguan tersebut.

Dibantu dengan salah satu teman pecinta kereta api dari Jerman, Stefan Mathaeus, diperoleh data penting. Stefan mencarikan peta-peta kuni tentang sejarah stasiun kereta api pertama di Indonesia dari Koninklijk Instituut voor de Tropen (Royal Tropical Institute), juga foto-foto kuno sejarah perkeretaapian di Indonesia dari Koninklijk Instituut voor Taal-Land-en Volkenkunde (Royal Netherlands Institute of Southest Asian and Caribbean Syudies) di Leiden, Belanda.


Dari berbagai data peta dan foto kuno itu, disimpulkan bahwa stasiun kereta api pertama di Indonesia adalah Stasiun Semarang.

"Saat mendapati lengkungan besi konsol yang sama persis dengan gambar di foto kuno Stasiun Semarang kami kehilangan kata-kata. Ternyata keraguan kami benar," Tjahjono yang bersama rekan-rekan IPRS menyebarluaskan informasi baru itu kesejumlah pihak.

0 komentar:

Posting Komentar